Bisakah kita berhenti pada satu pijakan dengan jalan
lurus tanpa rintangan? Tertawa setiap hari dengan orang-orang terkasih,
memperoleh kado yang berisi novel-novel terbaru dari penulis favorit, tidak ada
konflik, pertengkaran dan pertentangan, bisakah? That’s impossible! Bahkan
perlu kalian tahu sekedar berharap tidak bertemu dengan orang yang
sangat-sangat ingin kalian hindaripun itu sulit. Tuhan selalu menjawab
keinginan kalian dengan,”Maaf Aku tetap harus mempertemukan kalian dengan
caraKu,”. Lalu apakah Tuhan tidak melihat usaha kalian? Perasaan kalian? Bahkan
emosi yang sangat tertahan—entah perasaan geram, dongkol ataupun sedih—ketika
kalian melihat orang tersebut? Itu permasalahannya, maaf jika aku cenderung
menyalahkan Tuhan. Pada dasarnya aku hanya geram karena tak tahu apa
rencana-Nya yang selanjutnya. Percayalah bertemu dengan seseorang yang
seharusnya sudah lenyap dari hidup kita itu rasanya seperti….luka bakar yang
disiram perasan jeruk nipis! Tidak tahu rasanya? Coba bakar tangan kalian dan siram
dengan air jeruk nipis! Seperti itulah rasanya. Lebay dan alay? Ini pendapatku,
kalian dengarkan atau tidak…itu pilihan J. Sebal karena satu tali nyata yang tidak dapat
terputus tetap tersambung. Bukan, bukan status spesial dan lainnya. Tapi
sesuatu yang lebih sulit untuk dijelaskan namun juga menyiksa. Adil nggak sih,
ketika kalian tak tahu apa-apa tentang seseorang, tapi orang itu tahu segalanya
tentang kalian? Dan ketika suatu pemikiran tentang hal aneh di dunia yang belum
sempat terucap sama persis seperti apa yang diucapkan dengan orang itu? Itu
bencana! Kalian pikir setiap ikatan itu bernilai positif, bukan? Ini adalah
salah dua bukti bahwa ikatan tidak selalu menyenangkan!
Apa yang tidak bisa kujadikan nyata dalam kehidupanku akan kujadikan nyata dalam tulisanku ;)
Kamis, 21 November 2013
Sabtu, 09 November 2013
Kolaborasi Hujan, Guntur dan Guruh dalam Omen#3
Judul : Omen#3 : Misteri Organisasi Rahasia The Judges
Penulis : Lexie Xu
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun : Oktober 2013
Tebal : 312
halaman
Sumber:https://www.facebook.com/lexiexu.thewriter
Lexie Xu
adalah penulis kisah-kisah bergenre misteri dan thriller. Seorang Sherlockian, penggemar sutradara J. J Abrahams,
sangat menyukai serial televisi Alias,
dan fanatik dengan angka 47. Mempunyai dewa inspirasi atau Muse, F4/JVKV. Saat ini Lexie Xu tinggal di Bandung bersama
anaknya, Alexis Maxwell.
Sejauh ini
karyanya yang sudah beredar di pasaran adalah Omen Series (Omen dan Omen#2:
Tujuh Lukisan Horor) dan Johan Series (Obsesi, Pengurus MOS Harus Mati,
Permainan Maut dan Teror).
Cerita dimulai
dari pengenalan tokoh seperti, Erika Guruh, sang pemilik ingatan fotografis.
Valeria Guntur, seorang yang tak dikenal tapi mengejutkan—kabarnya dia mendapat
semua kemampuannya dari latihan keras pantang menyerah tiap harinya. Dan Rima
Hujan, pelukis berbakat yang mirip dengan Sadako—ini kata Erika. Mereka bertiga
berkolaborasi dalam penyelesaian misteri penganiayaan yang menghilangkan banyak
bakat. Dari Hadi seorang pebasket berbakat yang tempurung lututnya dihancurkan
hingga tak berbentuk, hingga pesepak bola andalan SMA Harapan Nusantara yang
kakinya tertancap paku—kabarnya ditancapkan dengan nail gun.
Erika merasa
sangat terhina, karena para pelaku dapat membuat kejadian heboh itu di daerah
kekuasaannya, Valeria merasa tertantang dengan adanya kasus baru dan Rima…dia
sebenarnya memilih menghindar karena takut akan jadi korban selanjutnya. Tapi
apa daya, jika dia mundur dari seleksi anggota The Judges dia akan dikeluarkan
dari sekolah. Jadilah ketiga anak luar biasa tersebut bersikeras membongkar
kasus dan…tak sia-sia, di hari terakhir seleksi mereka menemukan pelakunya yang
ternyata adalah Lindy dan Dicky! Sekalipun Erika tidak bisa beraksi karena
kakinya terkena nail gun.
Keberhasilan mereka tidak lepas dari bantuan si Ojek, si Obeng dan juga
Inspektur Lukas.
Dari sekian
banyak karangan Lexie, mungkin Omen#3 ini bukanlah karangan yang sangat
menakutkan dan alurnya terlalu biasa karena tidak ada kejutan seperti pada Omen
dan Omen#2. Ditambah lagi pengerjaan novel Omen seri ketiga ini terkesan
buru-buru. Namun dibalik itu semua, Omen#3 ini mempunyai cover yang menarik dan
mendukung tema yang diambil. Di samping itu juga cara penulisan dan penggunaan
kata yang mudah dicerna membuat para pembaca tidak sulit memahami, apalagi
Lexie Xu mempunyai selera humor cukup tinggi—bisa dibayangkan, anda tertawa
saat membaca novel misteri pasti akan membuat orang lain penasaran akan novel
ini.
Omen#3 dan
karya-karya Lexie yang lain sebenarnya dapat dibaca segala usia, namun karena
ada unsur romannya menurut saya lebih cocok untuk para remaja yang menyukai
misteri dan pemecahannya dengan diselingi adegan-adegan action luar biasa.
Langganan:
Postingan (Atom)