Jika kau bertanya apa yang wajib
untuk kita tertawakan, maka jawabannya adalah hidup. Sandiwaranya, alurnya dan
ceritanya begitu apik. Menempa orang menjadi ‘seseorang’, menghempas ‘seseorang’
menjadi orang. Langit tak melulu harus biru, oranye apalagi merah jambu. Terkadang
kita perlu abu-abu. Dia itu pelengkap, seandainya kau lupa tentang tanah dan
kulitmu. Naik itu tak harus menjatuhkan orang lain, berpindah pun tak harus
menyingkirkan orang lain. Jika kau merasa dipermainkan oleh hidup, sesekali
harus kau coba masa bodoh dengan mereka. Ini benar! Coba saja sehari tak
memikirkan masalah hidup, kau akan terasa bebas! Tidak ada deadline tugas yang mengejar, bayangan guru killer memakanmu hidup-hidup, bayangan kepala sekolahmu yang selalu
menyempritkan peluit kesayangannya selayak kita hanya segerombol sapi
peliharaan. Kau akan tahu rasanya dunia begitu indah buahaha. Tapi sayangnya,
tak semudah itu mengubah mindset
tentang kehidupan yang serba menjebak, menjatuhkan dan melelahkan. Tapi tak ada
salahnya jika dicoba, bukan? Kau pasti akan lebih tergiur merasakan kebebasan
sehari daripada keterkekangan 18 tahun, bukan? Hahaha
Mata Angkasa
27/10/2014
Hihihihi