Pernah
ngerasa bahwa tempat sandaran kalian biasanya adalah tempat paling berbahaya
untuk permasalahan kalian? Mungkin itu yang sedang dirasakan oleh salah seorang
temen gue. Sebut saja Anggrek. Kenapa
gue pakai nama “Anggrek”, karena nama
“Mawar” atau “Melati” dalam suatu kisah yang pemeran utamanya disensor itu udah
terlalu mainstream, makanya gue pilih Anggrek buahaha. Udah deh langsung aja ke kisah ini. Cekibrooot….!
“30
Oktober 2013, mungkin itu perubah segalanya. Seseorang dengan tegas memilih
untuk pergi. Yaa jika saja kami punya ikatan mungkin bisa aku halangi,
sayangnya tidak. Aku masih mengingat jelas saat itu. Saat di mana seorang
remaja perempuan yang biasanya sangat tangguh berubah menjadi leburan timah
panas meleleh ke segala penjuru arah. Sangat lemah! Lembek! Dan seperti tak
punya tujuan. Namun panas, dan berapi menahan segala sesak di dada.
Aah…sudahlah lupakan!
Beberapa
setelah hari “perubahan” itu aku menjadi seperti tanpa pegangan. Memang tak
terpancar dari wajahku, tapi sahabat manapun yang aku miliki tahu itu. Hingga
suatu ketika saat semua kejadian telah terlupakan, aku merasa sangat kesepian.
Dan terlontar dari mulutku,”Hidup kok flat
banget, nggak ada rasanya!” kalimat itu adalah awal dari semua cerita ini
yang…benar-benar aku kutuk!
Secara
tiba-tiba permasalahan datang dari segala penjuru arah. Di mulai dari
orang-orang yang paling dekat denganku seperti keluarga, sahabat dan
guru-guruku hingga yang tak pernah kukenal. Ini seperti akhir dari segalanya,
aiiish aku benar-benar mengutuk diriku!
Memang
bencana-bencana itu tak berjalan seberapa lama, tapi untuk kurun waktu 3 bulan
penyelesaiannya sungguh tanpa terduga. Semua memang tak kembali seperti semula,
tapi…berubah menjadi lebih baik. Di sini aku menemukan, ketulusan dan persahabatan
berpamrih, pemanfaatan kelebihan tak berprasaan, seorang penghempas harapan,
sumber ilmu yang membenciku dan masih banyak lagi.
Hingga….saat
ini. Aku menemukan masalah baru! Aku kembali jatuh cinta. Tidak, ini bukan
jatuh cinta biasa. Aku jatuh cinta pada seseorang yang seharusnya tidak untuk
dicintai lebih dari yang saat ini terjadi. Ya, dia sahabatku. Yang sudah
kuanggap sebagai saudara sendiri. Entah virus apa yang menjalariku, tapi ini
benar-benar tak boleh diteruskan. Aku membayangkan semua akan berubah dan
rusak. Aku tak rela persahabatan selama 3 tahun yang telah kujaga rusak begitu
saja karena urusan cinta monyet tak bermutu ini.
Tapi
ketahuilah, sisi lain dalam diriku mengatakan,”Cinta itu terlalu indah untuk
dihalangi kehadirannya, mengapa mesti dihapus?”. Ketika itu pula aku goyah. Aku
juga manusia biasa, bukan hanya seorang yang mereka anggap sebagai pemimpin.
Aku pun butuh seseorang yang seharusnya mewarnai semuanya dan aku juga….iri
pada mereka yang telah memiliki semua itu!
Seperti
biasanya, jika merasakan apapun aku harus mengatakannya pada seseorang. Tapi
kali ini? Aku sungguh sangat bingung. Kepada siapa aku harus menceritakan semua
perasaan aneh ini? Yang kubutuhkan saat ini adalah sosok pendengar yang baik,
bukan penceramah yang sok ahli dalam cinta dan persahabatan. Untung saja aku
jeli dalam melihat sosok teman-teman sekelasku, hingga kutemukan seseorang
bernama Putri. Dan dialah yang menjadi pendengar kisahku dengan….”sahabatku”
itu.
Cerita
kembali mulai. Sosok itu mulai membuatku gusar. Aku lebih baik kembali pada
seorang perubah pada tanggal 30 Oktober lalu daripada harus jatuh cinta pada
sahabatku. Terlihat mudah memang, tapi kalian tak pernah tahu perjalananku
bersama sang pengubah gila itu. Entah dari sisi manapun yang kalian lihat,
kalian akan mengatakanku sebagai seseorang yang….benar-benar bodoh!
Jika
menahan itu mudah, mungkin tak ada orang yang jerawatan, kebelet pup pada saat
pelajaran Sejarah berlangsung, atau bahkan…tak ada cabe-cabean galau di malam
minggu penuh duka haha. Sayangnya ini lebih mengenaskan dari semua itu. Mengapa
harus ada move on? Dan kenapa tujuan dari move on itu sendiri malah berakhir
bukan pada tujuan yang tepat? Siapa yang salah? Dan….mengapa hati begitu tak
bisa dikendalikan? This world is hell!”
Sekian
curcolan dari seseorang bernama “Anggrek”. Sampai saat ini dia masih berkubang
pada hati njelimetnya itu. Dan dia sedang butuh penolong!