Senin, 12 Mei 2014

Fantasi Keegoisan

        Seseorang sedang berbicara dengan hatinya, dan ini adalah percakapan mereka...
Orang : Selamat siang *memelas*
Hati  : Hallo, lama tak menyapaku. *senyum* Ada apa?
Orang : Hidupku...masalah lagi.
Hati  : Selalu saja, aaah...tak ada yang patut disalahkan. Itu garis hidup.
Orang : Mudah memang jika hanya berkata.  *menggerutu*
Hati  : Hahaha...baiklah baiklah. Ceritakan padaku.
Orang : Apa yang kau pikirkan jika mendengar kalimat dipandang sebelah mata?
Hati  : Seperti ini? *menutup mata sebelah kanannya dengan tangannya*
Orang : Aah...aku sedang tak ingin bercanda.
Hati  : Kau kira aku bercanda? *mengerutkan kening agak sebal*
Orang : Jelaslah, kau menjawab pertenyaanku seperti itu!
Hati  : Memang kau ingin aku menjawab seperti apa? Kalimat bijak tak berujung yang setara dengan 2 novel terjemahan? Aku sudah bosan
        berceramah kepadamu.
Orang : Haha...baiklah, jelaskan padaku tentang maksudmu.
Hati  : Kau paham pandangan orang tentang sebelah kiri, bukan?
Orang : Ya, tentu. Kiri itu buruk.
Hati  : Dan...
Orang : Kanan itu baik. Anak TK dan orang di panti jompopun mengerti itu.
Hati  : Cerdas! Yang aku pertanyakan mengapa kau tak bertanya "Mengapa harus mata kanan yang aku tutup, bukan mata sebelah kiri?"?
Orang : Memang kenapa? Bukankah itu hanya lelucon? Aku tak seberapa memermasalahkannya.
Hati  : Aah...kau kembali bodoh! Ini serius!
Orang : Hahaha baiklah, jelaskan Yang Mulia
Hati  : Aaah terserah kau sajalah. Jadi begini, "dipandang sebelah mata" identik dengan "pandangan orang yang negatif terhadap seseorang" atau
        objek permasalahan. Jika aku menutup mata sebelah kiri, artinya...
Orang : Hanya kebaikan yang mereka lihat terhdap orang itu? Sedangkan "dipandang sebelah mata" itu cocok dengan menutup mata sebelah
         kanan, karena hanya kejelekan yang bisa mereka lihat?
Hati  : Ya! Kau rupanya kembali cerdas haha
Orang : Orang bodoh tak selamanya ingin menjadi bodoh, hati *sok*
Hati  : Ya, benar juga. Mereka berbuat seperti itu karena mereka belum mengenalmu atau belum berusaha mengelnamu. Lantas apa yang salah
        dengan mereka. Ini hanya masalah waktu dan kedekatan.
Orang : Ya, bicara memang selalu mudah. Pertanyaan keduaku, apa yang akan kau lakukan jika kau dipandang sebelah mata?
Hati  : Ya tentu membuktikan kepada mereka jika itu tidaklah benar.
Orang : Kau tahu aku orang yang mudah terpengaruh dengan emosi. Pemikiran macam itu tak pernah terlintas dalam otakku.
Hati  : Jadi...apa yang kau lakukan?
Orang : Aku akan tetap menunjukkan bahkan membuka semuanya sisi yang sedang mereka lihat.
Hati  : Hei hei tenangkan dirimu!
Orang : Ini mungkin masalah logika yang terperangkap dalam perasaan. Tapi ketahuilah, aku sangat membenci orang munafik. Dan ini caraku
         menunjukkan kemarahan.
Hati  : Kendalikan dirimu, itu pemikiran yang benar-benar tak logis.
Orang : Terserah katamu, tapi ketidak-logisan ini membuatku berbeda. Aku memunyai cara sendiri untuk menyatakan hatiku dalam sikap dan
         perilaku. Tapi ini juga sisi egoisku. Aku hanya akan menunjukkan kepada mereka tentang apa yang mau mereka lihat. Jika mereka tak
         ingin melihat dan mengenal sisi baikku biarlah itu tersimpan rapi, jauh dan tak tersentuh oleh mata mereka.
Hati  : Apa maksudmu? Kau seperti orang yang benar-benar pesimis!
Orang : 17 tahun kau bersamaku, dan...kau tahu itulah aku.
Hati  : Tapi apa tujuanmu?
Orang : Agar mereka tak mengulang kesalahan yang sama. Sederhana, bukan?
Hati  : Kau terlalu gila, bagaimana mereka bisa tahu jika kau menyembunyikan sisi emasmu, sedang yang menjadi perhatian mereka hanya sisi
         sampahmu?
Orang : Sekali lagi, aku memunyai cara untuk menyatakan hatiku dalam sikap dan perilaku.
Hati  : Baiklah, lantas selanjutnya?
Orang : Setelah mereka benar-benar tak mengenal dan menyentuh sisi emasku, suatu saat pasti akan benar-benar terbuka. Aku yakin itu. Saat
          itulah mereka menyadari, mereka salah menilaiku.
Hati  : Lantas?
Orang : Mereka pasti akan menyesal, bukan? Nah, aku menggunakan sisi penyesalan mereka dengan secara tak langsung menjadikan mereka
         orang yang berpikiran terbuka dan mencoba memandang siapapun dari segala sisi.
Hati  : Ide menarik, tapi terlalu beresiko. Kau harus menguatkan hatimu. Langkah yang kau ambil bukan sabar kemudian ikhlas, tapi ikhlas
         dilanjut dengan sabar. Kau hebat!
Orang : Aaah...Aku tak sehebat itu, aku hanya manusia yang mendahulukan keegoisan dan anti mainstream wkwk
Hati  : Tentu aku percaya padamu haha. Selamat tidur dadaaaah
    Selesai bercakap-cakap dengan hatinya, dia mulai mengantuk dan kemudian tak lama tertidur. Pulas, ditemani mimpi yang menyenangkan. Jika arti hidup dan warna-warni dramanya menyusahkanmu, biarkan fantasi keegoisan mengembara dan menemukan sisi pemikiran yang unik. Percayalah cara yang berbeda membuatmu juga berbeda ;)

10:28
12/5/2014

Tertanda,


Mata Angkasa hihihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar